Penilaian Berkembang, Cakap, Mahir pada Kokurikuler

Table of Contents

Anda masih bingung tentang penilaian Kokurikuler? 

Saya juga masih bingung, hehe,,, yuk mari kita belajar bersama 

 

Penilaian Rubrik Berkembang Cakap Mahir pada Kokurikuler

Dalam Kurikulum Merdeka, penilaian tidak hanya berfokus pada angka, tetapi juga pada bagaimana peserta didik berproses dan berkembang selama pembelajaran. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah penilaian Berkembang, Cakap, Mahir (BCM). Skala ini membantu guru melihat sejauh mana siswa memahami, menguasai, dan menerapkan kompetensi yang diajarkan.

1. Dasar Hukum Penilaian Berkembang, Cakap, Mahir pada Kokurikuler

Dasar hukum penggunaan istilah penilaian “Berkembang, Cakap, Mahir” tercantum dalam Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 058/H/KR/2025 tentang Alur Perkembangan Kompetensi.

Berdasarkan Pasal 17 Permendikbudrisetek Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah sebagaimana telah diubah dengan Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.

Kompetensi pada kokurikuler dirumuskan untuk memperkuat 

  • (1) keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, 
  • (2) kewargaan, 
  • (3) penalaran kritis, 
  • (4) kreativitas, 
  • (5) kolaborasi, 
  • (6) kemandirian, 
  • (7) kesehatan, serta 
  • (8) komunikasi. 

Delapan dimensi tersebut merupakan dimensi profil lulusan, yaitu kompetensi utuh yang harus dimiliki oleh setiap murid setelah menyelesaikan proses pembelajaran dan pendidikan. Delapan dimensi profil lulusan menumbuhkembangkan lulusan yang memiliki kepemimpinan efektif yang berintegritas, profesional, dan transformatif.

Target capaian dimensi profil lulusan pada tiap jenjang dirumuskan melalui Alur Perkembangan Kompetensi. Dengan adanya Alur Perkembangan Kompetensi, akan ada pemetaan indikator capaian belajar murid yang jelas untuk setiap jenjang, sehingga kebutuhan belajarnya dapat terpenuhi dengan lebih baik. Alur perkembangan kompetensi ini juga dapat digunakan untuk melihat perkembangan profil lulusan. Alur Perkembangan Kompetensi diuraikan dalam bentuk rumusan kompetensi berdasarkan dimensi, jenjang, subdimensi, serta tiga tahapan perkembangan, yaitu berkembang, cakap, dan mahir

Tahap cakap diposisikan sebagai standar kelulusan yang menunjukkan terpenuhinya Standar Kompetensi Lulusan, sedangkan tahap berkembang menunjukkan kondisi menuju standar, dan tahap mahir menggambarkan capaian yang melampaui standar.

2. Buku Panduan Kokurikuler

Buku Panduan Kokurikuler

 

Panduan kokurikuler terbit sebelum keputusan ini terbit, jadi di sini contoh penilaianya belum menggunakan cakap berkembang mahir, masih menggunakan rubrik Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang (Halaman 66).

Rubrik Kokurikuler

 Di buku panduan Kokurikuler juga sudah diberikan beberapa contoh nilai deskripsi kokurikuler diantaranya.

contoh deskripsi kokurikuler

 

Ananda Putra sudah baik dalam penalaran kritis dengan mampu menjelaskan 3-5 interaksi antar komponen-komponen yang membentuk ekosistem, dan masih perlu berlatih dalam mengomunikasikan gagasan.

Ananda Putra sudah baik dalam penalaran kritis saat mencari solusi terhadap permasalahan
terkait lingkungan dan masih perlu berlatih dalam mengomunikasikan gagasan.

Ananda Putra sudah baik dalam penalaran kritis dan masih perlu berlatih dalam
mengomunikasikan gagasan dalam tema peduli lingkungan

3. Penggunaan Cakap Mahir Berkembang Sesuai Aturan Terbaru

Karena sudah ada surat keputusan yang saya sampaikan di awal, tentu kita akan menggunakan rubrik penilaian menggunakan Cakap, Mahir, Berkembang yang juga sudah ditetapkan pada alur perkembangan kompetensi dimensi profil lulusan.

Sebagai contoh kita akan coba simak bersama untuk dimensi kesehatan jenjang SMP.

 

subdimensi berkembang, cakap, mahir
Berikut hasil lengkap gabungan dari dua gambar yang Anda kirim, sudah disusun rapi dan utuh berdasarkan urutan tabelnya:

Profil Kesehatan, Dimensi: Hidup Bersih, Sehat, dan Bugar

1. Hidup bersih dan sehat

  • Berkembang: Menjaga kebersihan diri dan keluarga untuk meraih kesehatan namun belum konsisten.
  • Cakap: Menjaga kebersihan diri dan keluarga untuk meraih kesehatan secara konsisten.
  • Mahir: Mengajak orang lain untuk bersama-sama menjaga kebersihan diri dan keluarga guna meraih kesehatan yang prima.

2. Kebugaran, kesehatan fisik, dan kesehatan mental

  • Berkembang: Meningkatkan kebugaran, kesehatan fisik, dan kesehatan mental dengan berolahraga secara teratur, menerapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang, mencegah dan mengatasi stres, serta mengendalikan emosi dengan bimbingan penuh.
  • Cakap: Meningkatkan kebugaran, kesehatan fisik, dan kesehatan mental dengan berolahraga secara teratur, menerapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang, mencegah dan mengatasi stres, serta mengendalikan emosi dengan bimbingan.
  • Mahir: Mengajak orang lain agar meningkatkan kebugaran, kesehatan fisik, dan kesehatan mental dengan berolahraga secara teratur, menerapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang, mencegah dan mengatasi stres, serta mengendalikan emosi dengan bimbingan minimal.

3. Kesehatan lingkungan

  • Berkembang: Berperan aktif meningkatkan kesehatan lingkungan rumah dan sekolah.
  • Cakap: Berperan aktif meningkatkan kesehatan lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat luas.
  • Mahir: Mengajak orang lain untuk meningkatkan kesehatan lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat luas.

4. Termasuk Asesmen Formatif atau Sumatif? 

Penilaian dengan skala Berkembang, Cakap, dan Mahir tidak perlu diperdebatkan apakah termasuk penilaian formatif atau sumatif, karena hal tersebut sudah diatur dalam juknis yang berlaku. Yang lebih penting adalah memahami esensi dari asesmen itu sendiri, yaitu sebagai proses untuk memantau kemajuan belajar peserta didik dan memberikan umpan balik konstruktif agar mereka dapat memperbaiki cara belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan. Penilaian ini dilakukan secara berkelanjutan selama proses pembelajaran berlangsung, bukan hanya di akhir. Dengan begitu, guru dapat melihat sejauh mana peserta didik menunjukkan peningkatan kemampuan dan memberikan dukungan sesuai kebutuhan masing-masing.

Dalam konteks penerapan, skala Berkembang–Cakap–Mahir berfungsi sebagai alat pemantau perkembangan belajar siswa sepanjang proses, sementara penilaian sumatif biasanya digunakan untuk merangkum hasil akhir pembelajaran dalam bentuk predikat Sangat Baik, Baik, Cukup, atau Perlu Bimbingan. Jadi, fokus utama bukan pada klasifikasi jenis penilaiannya, melainkan pada bagaimana asesmen dapat membantu siswa tumbuh dan belajar secara optimal. Esensi asesmen adalah memastikan proses belajar berjalan efektif, bermakna, dan berorientasi pada peningkatan kompetensi, bukan sekadar menentukan nilai akhir.

5. Relevansi dalam Aplikasi Rapor Kokurikuler

Bagi pengembang aplikasi rapor, memahami konsep Berkembang–Cakap–Mahir penting agar sistem penilaian kokurikuler tidak hanya berbentuk angka, tetapi juga dapat menampilkan profil perkembangan siswa. Dengan demikian, aplikasi tidak sekadar mengolah data nilai, tetapi juga mencerminkan proses pertumbuhan kompetensi peserta didik secara lebih utuh dan bermakna.

Ini juga untuk saya sendiri yang sedang mempelajari hal ini, dengan tujuan mencoba membuat aplikasi berbasis Excel agar sesuai atau paling tidak mendekati kaidah dan peraturan terbaru yang berlaku Dengan pemahaman yang tepat, diharapkan sistem yang dikembangkan nantinya tidak hanya memenuhi aspek teknis, tetapi juga sejalan dengan filosofi asesmen dalam Kurikulum Merdeka yang menekankan pada proses belajar berkelanjutan dan penguatan karakter siswa.

rapor kokurikuler

 

Lihat project saya: Sheet Menu Aplikasi Rapor Kurikulum Merdeka Pembelajaran Mendalam

6. Penutup

Demikianlah yang bisa saya posting tentang Penilaian Berkembang, Cakap, Mahir pada Kokurikuler. Mari kita diskusikan melalui kolom komentar blog agar pembahasan lebih fokus, mendalam, dan tidak cepat tertimbun seperti halnya kolom komentar di media sosial.


Sumber referensi:

1. Surat keputusan BSKAP  058/H/KR/2025: https://kurikulum.kemdikbud.go.id/file/1759304686_manage_file.pdf

2. Buku Panduan Kokurikuler 2025: https://kurikulum.kemdikbud.go.id/file/1753779343_manage_file.pdf

3. Buku Panduan E-Rapor 2025

4. Chat GPT 

Nir Singgih
Nir Singgih Seorang operator sekolah yang ingin berpartisipasi memajukan pendidikan dengan membantu Bapak/Ibu Guru membuat administrasi dan menyajikan data valid.

Posting Komentar